Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) mengadakan konfrensi pendidikan Katolik
se-Indonesia yang menghadirkan sekitar delapan ratusan peserta dari lembaga
pendidikan katolik seluruh Indonesia. Konferensi yang
mengusung tema “ Sekolah Katolik Unggul untuk Bangsa yang Bermartabat” ini
diharapkan menjadi forum insan pendidikan Katolik untuk belajar bersama, untuk
sharing, untuk mendengarkan agar lebih memahami secara tepat situasi, tantangan
dan peluang. Konferensi ini berlangsung
dari tanggal 10 – 12 Januari 2020 bertempat di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada konferensi ini, sebagai nara
sumber Iwan Syahril, Ph.D dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang sekaligus
mewakili menteri Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa sumber persoalan pendidikan
selama ini ternyata ada di tatakelola. Lebih lanjut Iwan menyampaikan bahwa di Mendikbud
mulai diadakan pembenahan secara holistik. Iwan sebagai staf ahli Mendikbud mengutip
perkataan menteri bahwa “ kita saat ini tidak hanya harus berpikir out of the box tapi jika perlu harus
berpikir no box. Setelah berpikir no box dengan menyingkirkan
berbagai hambatan yang ada justru
yang kemudian diketahui berbagai permasalahan pendidikan itu ada di kementerian
pendidikan itu sendiri”. Lebih lanjut Iwan mengungkapkan bahwa dengan melihat
kondisi seperti ini menteri memerintahkan untuk melakukan upaya pembenahan
secara holistik meski tidak semudah yang dikatakan. Maka langkah awal gebrakan
menteri adalah dengan program “merdeka belajar”.
Mgr. Robertus Rubiyatmoko, selaku
Uskup Agung Semarang menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang mengalami
perubahan dan perubahan itu menjadi kunci kemajuan, asal demi kebaikan. Di
tengah fenomena tersebut, sekolah
Katolik harus mampu
meresponnya melalui kebijakan yang
kreatif dan inovatif. Menyangkut perubahan ini, Drs. J.Eka Priyatma, M.Sc, Ph.D
selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
menegaskan bahwa perubahan yang
terjadi di semua lini sekarang ini, terutama di bidang pendidikan harus
diterima. Perubahan otentisitas,
kejujuran dan lainnya sudah menjadi
barang mahal di dunia pendidikan saat ini.
Majelis Nasional Pendidikan
Katolik (MNPK) yang ikut serta menggagas ide Konferensi Sekolah Katolik ini
memiliki kepedulian agar Lembaga
Pendidikan Katolik (LPK) sebagai media kabar baik, unggul dan berpihak kepada
orang miskin tetap setia pada mencerdaskan kehidupan bangsa , setia pada
katolisitas, setia pada spiritualitas pendiri.
Dalan konteks Indonesia, LPK harus memeberikan kesaksian profetis dan professional sebagai
komunitas peradaban kasih persaudaraan manusia yang selaras dengan budaya dan
nilai-nilai Pancasila demi terwujudnya kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dr. Mbula Darmin Vinsensius, OFM selaku
ketua Presidium MNPK lebih lanjut memberikan harapan agar konferensi Sekolah
Katolik ini yang dihadiri oleh para guru, kepala sekolah, para Pembina dan
pengurus yayasan, praktisi dan pemerhati pendidikan sertta para pakar
pendidikan ini secara bersama-sama merumuskan agenda program untuk mewujudkan
keunggulan Sekolah Katolik.
Sekretaris
eksekutif Komisi Pendidikan KWI, TB Gandhi Hartono, SJ menyampaikan bahwa sekolah Katolik mengalami tantangan yang besar maka dibutuhkan
kemauan untuk meningkatkan kedalaman karakter para pelaku pendidikan. Berbagai cara dan metode sudah dilakukan oleh
banyak sekolah dan mendapat angin segar perubahan oleh kebijakan kementrian
pendidikan sekarang ini. Untuk itu, perlu bergerak bersama membangun dan
meningkatkan jejaring dengan siapa pun yang berkehendak baik demi kemajuan anak
bangsa di masa mendatang.
Konferensi ini berakhir pada
tanggal 12 Januari 2020, menurut ketua panitia Tarsisius Sarkim, Ph.d
diharapkan dapat merumuskan rencana aktivitas sinergis-kolaboratif yang
akan dilakukan demi meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah Katolik. (R.Riantoby)