KELUARGA BESAR SMPK SAN DANIEL OEPOLI ADAKAN KEGIATAN STUDY TOUR DAN ZIARAH ROHANI DI NEGARA TIMOR LESTE, DISTRIK OEKUSI



Sejak tanggal 09-11 November 2019, keluarga besar SMPK San Daniel Oepoli mengadakan kegiatan study  tour dan ziarah rohani di Distrik Oekusi, Negara Republik Demokratik Timor Leste. Kegiatan ini terselenggarakan atas kerja samaSMPK San Daniel Oepoli dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkantor di Oekusi. Kegiatan ini diikuti oleh Guru, Pegawai, Alumni dan Siswa-Siswi serta pendamping rohani.Jumlah keseluruhan peserta sebanyak 75 orang.Terdapat dua agenda utama dalam kegiatan ini yakni Study Tour dan Ziarah Rohani.Agenda-agenda ini terangkum dalam tema utama kegiatan “Hit Atoni Pah Meto”yang artinya Kita Adalah Orang Timor.Melalui tema ini, seluruh peserta kegiatan diarahkan untuk mengenal identitas dirinya dan bagaimana membangun relasi kekerabatan sebagai orang Timor (Atoin Meto) yang tinggal di Indonesia, khususnya di Amfoang Timor dengan orang Timor (Atoin Meto) yang tinggal di Oekusi, Negara Timor Leste. Penanggung jawab semua rangkaian kegiatan ini adalah Kepala Sekolah SMPK San Daniel, Romo Januario Gonzaga, Pr. Persiapan kegiatan dilakukan di Sekolah sejak bulan Mei 2019 dengan melibatkan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pihak Kecamatan Amfoang Timur, Pihak Desa Netemnanu Utara, Pihak Desa Netemnanu Selatan, Pasukan TNI Pengaman Perbatasan Indonesia dan Timor Leste dari Yonif 132 Bima Sakti, Kantor KBRI Indonesia di Oekusi, Pihak Imigrasi Klas I Kupang dari Imigrasi Pos Oepoli, SMA Negeri 1 Amfoang Timur, Imigrasi Timor Leste, dan pihak Kepolisian Perbatasan/UPF Timor Leste.Hadir pula sebagai peserta dalam kegiatan ini, seorang sastrawan Indonesia, Royyan Julian.

Dalam agenda study tour dan ziarah rohani ini, semua peserta diarahkan untuk belajar tentang kehidupan sosial budaya masyarakat Timor di Oekusi, kehidupan keagamaan, tata aturan perbatasan antara RI dan Timor Leste. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan momentum untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional RI dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 November.Rangkaian kegiatan dimulai dari persiapan sebelum keberangkatan dengan mengadakan pementasan keragaman budaya nusantara, terutama budaya Amfoang untuk dipromosikan di Oekusi.Dalam tahap persiapan kegiatan dilibatkan semua elemen masyarakat, terutama para guru seni musik SMAN 1 Amfoang Timur dan Anggota TNI Pengaman Perbatasan Yonif 132 untuk mengevaluasi dan memberikan masukan kepada setiap peserta. Dalam persiapan kegiatan pihak SMPK San Daniel juga membangun komunikasi lebih dini dengan Konsulat Indonesia di Oekusi yang dipimpin oleh Ibu Maria Oni Silaban dan Pemerintah Timor Leste untuk Urusan Perbatasan, Bapak Arnold Suni.

Kegiatan dimulai sejak tanggal 9 November. Semua peserta berkumpul di Gereja Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli dan menerima berkat dari Pastor Paroki sekaligus WPS Sekolah, RomoYoseph Binsasi, Pr. Dalam arahannya, Pastor Paroki mewakili Yayasan Pendidikan Swasti Sari memberikan semangat dan dukungan bagi semua peserta untuk mengharumkannama NKRI di Timor Leste. Romo Yoseph Binsasi, Pr menekankan pentingnya membangun persahabatan kultural agar relasi antara Oepoli dan Oekusi yang berbatasan negara ini tetap terjalin dengan baik. Diakhir pesannya, Pastor Paroki menyampaikan hal-hal praktis dalam membangun etika pergaulan dua negara dan juga semangat untuk saling belajar dan saling memperkaya diri bagi siswa-siswi calon pemimpin masa depan. Peserta kegiatan diutus dengan arahan singkat di Pos Perbatasan oleh Komandan Kompi 132. Dalam arahannya Bapak Danki meminta kepada para peserta untuk mengangkat citra Ibu Pertiwi di Timor Leste karena menurut Beliau kegiatan ini tidak saja mengatasnamakan SMPK San Daniel, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.Peserta diterima oleh utusan Pemerintah Timor Leste yakni Bapak Wadanpos UPF Keplisian Timor Leste di Citrana, Kepala Imigrasi Citrana dan Koordinator Urusan Lintas Batas Negara Timor Leste.Penerimaan berlangsung sederhana dan hangat dengan disampaikannya pesan-pesan dariPemerintahTimor Leste yang dengan senang hati menerima peserta kegiatan.Dalam catatan Pemerintah Timor Leste, khususnyadi Distrik Oekusi, kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Kupang di Kecamatan Amfoang Timur.Selain itu kegiatan ini juga disebut sebagai yang pertama dalam sejarah Oekusi karena dikunjungi sekolah dengan jumlah murid terbanyak untuk melakukan study tour dan ziarah rohani di Oekusi.

Seluruh kegiatan berpusat di Paroki Santo Mikhael Padiae.Peserta kegiatan disambut dengan meriah oleh Pastor Paroki, Amo Carlos de Deus bersama umat.Dalam kata sambutannya, Amo Carlos mengucapkan Benvindoyang artinya selamat datang dalam Bahasa Tetun-Portugis kepada semua peserta.Amu Carlos mengungkapkan kegembiraan dari semua umat Paroki dalam menerima kunjungan dari Keluarga Besar SMPK San Daniel Oepoli.Ungkapan kegembiraan ini ditandai dengan acara makan siang bersama.
Agenda pembelajaran study tour dimulai dari pemaparan materi pertama oleh Pastor Paroki Padiae dan Ketua Dewan Pastoral Paroki Padiae tentang sejarah masuknya agama Katolik dan para Misionaris di Pulau Timor melalui pintu Lifau di Oekusi. Sebelum memulai materi pertama ini, Royyan Julian, dari Komite Buku Nasional yang tengah melakukan residensi menulis di Taman Baca Lopo Bambu, mengarahkan para peserta untuk membangun cara berpikir tentang kosmologi Timur melalui konsep-konsep Pah Meto dan Uis Neno. Royyan membuka cakrawala berpikir peserta tentang kebudayaan Timor yang memiliki keunikan tersendiri terutama berkaitan dengan hal-hal yang tak kasat mata yang terungkap dalam tuturan lisan.
Hari kedua kegiatan study tour dan ziarah rohani diawali dengan tanggungan koor Perayaan Ekaristi Hari Minggu ke XXXII oleh semua peserta di Paroki Santo Mikhael Padiae.Selepas misa, para peserta mengikuti materi kedua yang disampaikan oleh Bapak Arnaldo Suni tentang falsafah hidup Atoin/Atoni Meto.Dalam materi kedua ini, pemateri menyampaikan juga arti teknis kata-kata, seperti Atoni, Dawan dan silsilah kerajaan-kerajaan di Pulau Timor sebelum masuknya bangsa Cina, India, Portugis dan Belanda.Beliau mengajak peserta untuk kembali kepada Oekusi di masa lalu, di mana menjadi tempat yang sangat diminati oleh bangsa-bangsa luar dalam usaha mencari rempah-rempah dan cendana, dalam menyebarluaskan wilayah koloni dan dalam menyebarluaskan ajaran keyakinan agama Katolik oleh para misionaris.

Setelah materi kedua ini, para peserta melakukan ziarah rohani sekaligus untuk melihat langsung tempat-tempat bersejarah dimulainya afiliasi bangsa-bangsa asing diPulau Timor. Tempat pertama yang dikunjungi berlokasi di wilayah Oesono.Peserta diberikan kesempatan untuk masuk ke tempat di mana untuk pertama kalinya Santo Antonio menampakkan diri kepada keluarga Bana.Tempat ini dijadikan sebuah gua dandi dalamnya ditahtakan patung Santo Antonio dengan tulisan nama orang yang berjumpa langsung dengan Santo Antonio.Tidak jauh dari tempat ini, peserta kemudian melakukan perjalanan menuju Capela Santo Antonio de Nispeno of Oeccuse.Kapela atau Gereja ini didesain dengan arsitektur bergaya Portugis. Peserta juga diajak untuk melihat langsung beberapa bangunan tua peninggalan Portugis dari abad ke XVI di wilayah pesisir pantai di mana Gereja Santo Antonio berdiri megah sekaligus menjadi dasar masyarakat Oekusi meyakini Santo Antonio sebagai pelindung kota mereka.
Sebelum melanjutkan perjalanan, peserta kegiatan mengunjungi Kantor Kedutaan Republik Indonesia di Oekusi yang tidak jauh dari Gereja Santo Antonio. Di depan KBRI semua peserta memegang bendera Merah Putih lalu menyampaikan Ucapan Selamat Hari Pahlawan Nasional kepada semua anggota KBRI dan sejumlah wartawan yang hadir. Tempat Ziarah selanjutnya yang dikunjungi adalah Lifau.Tempat bersejarah ini masih dalam renovasi, tetapi atas izin Pemerintah Timor Leste di Oekusi, peserta kegiatan diperkenankan masuk untukmelihat dan mempelajari situs-situs peninggalan ditempat ini.Lifau merupakan pintu bagi Bangsa Portugis dan Bangsa-Bangsa Asing lainnya masuk dan menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Timor.Demikian kata Tour Guide, Bapak Arnaldo dan Bapak Lorenso. Di tempat ini masih tercatat dengan baik data masuknya Bangsa Portugis di Pulau Timor dengan angka romawi kuno : XVII-VIII-MDXV.

Sambil berkeliling di lokasi monumental Lifau ini, para peserta mendapatkan lagi pembelajaran untuk Materi ketiga tentang sejarah Lifau, secara khusus pengaruh Lifau untuk proses penyebaran agama Katolik di Pulau Timor. Nama-nama Misionaris awal juga disebutkan dalam pemaparan materi ini bersama dengan penjelasan mengenai karakter patung yang disimbolkan bagi Raja-Raja Timor dan Orang Portugis.Di Lifau juga diadakan acara khusus launching majalah Sekolah SMPK San Daniel Oepoli yang bernama Majalah LOPO.Penulis Novel Bigrafi Tubuh Nabi (2017) sekaligus penerima penghargaan sastra tahun 2019 dari Gubernur Jawa Timur, Royyan Julian, diundang secara khusus untuk melaunching majalah LOPO.Royyan menyampaikan apresiasi bagi SMPK San Daniel Oepoli yang walaupun di tengah keterbatasan, tetapi berkemauan untuk menyiapkan sebuah wadah menulisbagi para guru dan siswa.Royyan juga memotivasi para guru dan siswa untuk selalu membaca sebagai bekal dalam menulis yang baik dan benar.Beberapa masukan disampaikan juga oleh Penulis Buku “Sepotong Rindu dari Langit Pleiades” (2011) berkaitan dengan isi tulisan dan kerangka majalah LOPO secara umum. Acara launching ini ditandai dengan pembacaan puisi oleh siswa, Melkianus Kuil yang juga puisinya pernah diterbitkan harian koran Timor Exprees dan penyerahan Majalah LOPO kepada tamu yang diundang dalam kegiatan ini.
Selanjutnya peserta kegiatan kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri dalam acara pementasan kesenian pada pukul 19.00 waktu Timor Leste.Sebelumacara  pementasan, dilangsungkanpula pertandingan persahabatan bola kaki.
Hadir dalam acara pementasan, Ibu Kepala Kantor Konsulat Indoensia di Oekusi, Perwakilan Pemerintah Timor Leste, Pastor Paroki Padiae dan umat Paroki Padiae.Dalam acara pementasan ini ditampilkan khazanah budaya nusantara, khususnya dari wilayah Amfoang Timur, dan beberapa mata acara teatrikal yang dibawakan oleh alumni.Sambutan hangat diberikan oleh semua penonton. Ibu Maria Oni Silaban mewakili KBRI di Dili menyampaikan sambutan kenegaraan bagi semua anak sekolah SMPK San Daniel, para Guru dan Alumni yang tampil dalam acara ini. Ibu Maria Oni menilai kegiatan ini sebagai hal positif yang harus diadakan setiap tahun dan akan dijadikan agenda pihak KBRI. Pihak KBRI, mendukung kegiatan ini dengan memfasilitasi semua peserta rombongan dari perbatasan Oepoli menuju kota Oekusi di Paroki Padiae. Ibu Maria Oni juga akan mengusahakan agar diadakan kunjungan balasan ke Oepoli. Pemerintah Timor Leste menyambut baik kegiatan ini.Hal ini disampaikan dalam sambutan Bapak Arnaldo Suni.Beliau mengapresiasi kehadiran anak-anak sekolah yang ingin membangun hubungan yang harmonis antara kedua negara di wilayah perbatasan. Menurut Beliau, kehadiran anak-anak sekolah ini akan berdampak baik bagi generasi mendatang untuk mempersiapkan diri menyongsong kerja sama lintas batas yang mulai digiatkan. Pak Arnaldo juga mengutarakan langkah positif dari pemerintah baru di Oekusi yang sebentar lagi akan dilantik untuk mulai membangun jalan lintas perbatasan dari Oekusi menuju Oepoli. Kesepakatan ini sudah tertuang dalam agenda kerja kunjungan Bapak Gubernur NTT di Oekusi pada hari peresmian Bandara Internasional Roa do Sandalo Oekusi.

Selanjutnya Amu Carlos de Deus juga dalam sambutannya pada malam pementasan ini menyampaikan rasa bangga kepada bapak dan ibu guru, alumni dan semua siswa SMPK San Daniel yang berani memulai langkah revolusioner sejak dini dalam membangun hubungan damai di wilayah perbatasan. Pementasan kesenian dengan mengangkat tema relasi kekerabatan Amfoang dan Ambenu bagi Amu Carlos adalah sebuah inisiatif mulia untuk menghidupkan kembali sejarah kekerabatan di masa silam yang terjalin harmonis dan baik.
Sebelum acara berakhir, perwakilan peserta kegiatan, Romo Januario Gonzaga, Pr juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Timor Leste yang sudah memfasilitasi kegiatan study tour dan ziarah rohani ini.Romo Kepala Sekolah SMPK San Daniel juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada umat dan Pastor Paroki Padiae atas sambutan hangat penuh kekaraban.Acara pementasan ditutup dengan tarian merah putih dari siswa-siswi SMPK San Daniel Oepoli yang meenggambarkan kecintaan para siswa terhadap NKRI, Merah Putih dan Pancasila.Tarian ini juga mau menunjukkan sikap terbuka dan niatbaik BangsaIndonesia untuk membangun persahabatan yang baik dengan negara tetangga, Timor Leste.
Seluruh rangkaian kegiatan berakhir pada hari Senin, 11 November 2019. Sebelum kembali ke Oepoli, peserta diberikan kesempatan untuk menikmati keindahan kota Oekusi serta pesona pantai utara yangindah. Jembatan Noefefa menjadi destinasi terakhir peserta berfoto-ria sebelum melanjutkan perjalanan ke Oepoli.***

page