TAMAN BACA LOPO BAMBU SMPK SAN DANIEL ADAKAN PELATIHAN MENGGAMBAR BERSAMA DOSEN INSTITUT KESENIAN JAKARTA


Taman Baca Lopo Bambu adalah Taman Baca yang berada di wilayah Oepoli, Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur.  
Taman Baca ini didirikan pada Bulan April 2018 dengan visi utama Menciptakan Budaya Literasi Untuk Masyarakat di Wilayah Perbatasan. Dengan visi ini, Taman Baca Lopo Bambu hadir untuk berkolaborasi dan mendukung Gerakan Literasi yang digiatkan oleh sekolah-sekolah yang ada di wilayah perbatasan RI dan Timor Leste. Selain Literasi Membaca, Taman Baca Lopo Bambu hadir dengan misi untuk memperkenalkan dan mengasah ketrampilan yang dimiliki oleh generasi muda dan pelajar di wilayah perbatasan. Dengan demikian Taman Baca Lopo Bambu menjadi rumah (Lopo) bagi masyarakat terutama pelajar dan generasi muda dalam mengembangkan kearifan lokal dan ketrampilan lainnya yang berguna untuk masa depan. Sejak berdirinya, Taman Baca Lopo Bambu berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk berbagi ilmu dan ketrampilan yang dimiliki. Beberapa kegiatan telah dijalankan antara lain: menghadirkan musisi orchestra, pelatih tari, pelatih tenun kapas dan yang terakhir Taman Baca Lopo Bambu bekerja sama dengan beberpa Desa di Amfoang Timur mengadakan Kegiatan Keliling Desa : Membaca Bersama Masyarakat.

Dalam agenda terbaru, Taman Baca Lopo Bambu menghadirkan Bang Beng Rahadian, Dosen Seni dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Beng Rahadian akan membagikan ilmu dan mengajar ketrampilan praktis mengenai seni rupa, seni komik dan seni menggambar. Beng Rahadian mendapatkan pendidikan formalnya di Desain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia di Yogyakarta dan pernah mendapatkan beasiswa Ngo Koko dari Japan International Scholarship (1999) dan Comic Cambodia-Indonesia Exchange (2005). Beng aktif terlibat dalam beragam pameran kelompok sejak 1998 di Yogyakarta, seperti dalam pameran poster Jamur Merang, Bentara Budaya (1998); pameran komik Sekoin, Benteng Vredeburg (2004); dan pameran komik Pekan Komik dan Animasi Nasional IV (2004).
Selain itu Beliau juga pernah terlibat dalam pameran International Cartoon Festival, Bali (2007); pameran seni rupa Manifesto Seni Rupa di Galeri Nasional, Jakarta (2008) dan lainnya. Ia berkesempatan melakukan pameran tunggal yang pertama, Beng.s Porto (2005), di Sun Dew Gallery, Pnom Penh, Kamboja. Selain membuat komik, Beng dan teman-temannya juga pernah membuat karya-karya instalasi yang dipamerkan di CP Biennale 2005, FKY Yogyakarta Arts Festival 2007 dan di Yogyakarta Biennale 2007. Beng telah menghasilkan sekitar 13 karya komik pendek dan juga menerbitkan dua buku komik: Selamat Pagi Urbaz (2002) dan Lotif versi Pasbook: Mei 2005-Mei 2009 (2009). Saat ini ia bekerja sebagai manajer program Akademi Samali, Kontributor Komik Strip Koran Tempo Minggu dan editor Komik Cendana Art Media sambil meneruskan pendidikannya sebagai mahasiswa program pasca sarjana Seni Urban & Produksi Budaya di Institut Kesenian Jakarta.

               Kegiatan pelatihan berlangsung selama dua hari di Taman Baca Lopo Bambu yakni pada tanggal 19-20 Oktober 2019. Peserta yang melamar untuk mengikuti kegiatan ini sebanyak 56 orang yang terdiri dari 25 siswa-siswi SMPK San Daniel dan 31 Orang Muda Katolik dari Stasi Santo Petrus Tataum. Dalam pelatihan ini, hadir pula Desainer Grafis asal NTT, Bang Puguh Raharjo. Beliau adalah seniman asal NTT yang lama berkarya di Bandung dan kini memilih menetap di Kupang untuk menjalankan kegiatan seni membuat desain-desain grafis dan illustrator majalah serta kaos.
               Sebelum mengakhiri kegiatan Residen seni ini, Beng dan Puguh mengunjungi beberapa tempat di Oepoli untuk menghasilkan karya lukis sepanjang perjalanannya di Timor. Pantai Faefnafu, Fatu Ike dan Sungai Noebsi di Perbatasan RI dan Timor Leste adalah beberapa tempat yang dikunjungi dan kemudian dijadikan lukisan seni menarik.
Usai kegiatan, Beng Rahadian meny
erahkan hadiah sebuah Pena Menggambar kepada Jildo R. Tecan yang menurut Beng, memiliki bakat unik yang tidak ditemukan di tempat lain. “Jildo mampu membaca pesan setiap cerita dan mampu pula menuangkannya dalam satu cerita menarik. Dia sangat cepat menangkap apa yang saya ajarkan”. Demikian kata Beng Rahadian.
               Beng Rahadian akan kembali ke Jakarta dengan terlebih dahulu mengunjungi Pulau Flores selama sepekan. Kegiatan Residensi seni yang dijalankan oleh Beng Rahadian merupakan bagian dari Program Komite Buku Nasional yang disponsori oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Selanjutnya Taman Baca Lopo Bambu akan mendatangkan lagi seorang penulis kesohor dari Makasar, Royyan Julian, yang akan mengadakan Residensi Seni selama seminggu di Taman Baca Lopo Bambu. Bagi yang berminat silahkan mendaftar untuk kuota pelatihan menulis sebanyak 20 peserta.  (RD. Janu)

page