Ketua Pengurus Yaswari KAK Melantik tiga Kepala TKK

 


            Pada hari  Kamis, 5 November 2020 di Aula Sekretariat Keuskupan Agung Kupang dilangsungkan Pelantikan dan serah terima jabatan kepala sekolah TKK Sta. Angelica Noelbaki, TKK  St. Fransiskus  Buraen, TKK Stu. Yohanes Noehaen. Suasana di kantor Yaswari Kupang  nampaknya gembira tercampur sedih. Ada guru yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah-sekolah  Yaswari 24 tahun lebih seperti yang dialami oleh  Ibu Sisilia Oba Asimu.  Pada sambutannya, Ibu Lusia Hoar Nahak   sebagai kepala sekolah TKK Stu. Fransiskus  Buraen yang mewakili pejabat  lama mengungkapkan bahwa dalam perjalanan yang panjang memimpin sebuah unit sekolah tentu banyak pengalaman yang dialami suka dan duka, untung dan malang; ada kegagalan juga ada keberhasilan yang diraih. Waktu yang diberikan begitu banyak namun banyak juga yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Bukan banyak waktu yang dimiliki tetapi tentang apa yang dilakukan dengan waktu yang dimiliki itu.Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa hari ini kami melepaskan jabatan kami sebagai kepala sekolah tetapi bukan kami belum melepaskan tanggung jawab,  kami masih bertanggung jawab sebagai guru.

               “Kami menerima jabatan kepala sekolah ini sebagai suatu anugerah dan sebagai suatu pertanggungjawaban kami pada saat akhirat nanti”, demikian ungkapan hati pejabat baru kepala sekolah yang dilantik Ibu Viktoria  Bona yang akan menjadi kepala sekolah TKK Sta Angelica Noelbaki mewakili temannya.  Lebih lanjut dia mengharapkan dukungan dari semua pihak dari rekan kerja guru, orang tua dan Yayasan.  Kami mohon teguran bila kami membuat kesalahan tapi juga kami mendambakan bimbingan.

               Romo Drs. Hironimus Pakaenoni, Pr.L.Th  sebagai Ketua Badan Pengurus Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang pada sambutannya menegaskan bahwa pada masa pandemic ini butuh kepala sekolah dan guru yang kreatif dan adaptif.  Lebih lanjut Romo Rony sapaan sehari-hari menyampaikan bahwa masa pandemic ini  merupakan satu krisis  global yang berdampak pada proses pembelajaran.  Proses pembelajaran yang manual beralih  ke pembelajaran yang berbasis IT.  Fenomena yang terjadi sekarang pada peserta didik, ada yang mengalami perkembangan begitu baik  dengan belajar


mandiri yang bersumberkan pada IT.  Di balik itu dengan adanya pembelajaran dari rumah membuat anak merasa seolah-olah tidak ada lagi pembelajaran; anak-anak merasa bosan dan malas ke sekolah; malahan ada anak  yang tidak berminat lagi ke sekolah.  Sekolah dianggap sebagai penjara bahkan sekolah dianggap sebagai neraka bagi mereka.

               Untuk itu, Roni sangat  mengharapkan kepada kepala sekolah  yang baru  perlu menghidupkan kembali nilai-nilai pendidikan Katolik yang telah hilang.  Berikanlah perhatian, kasih,  kenyamanan dan teladan kepada anak didik terlebih anak didik  pada usia emas ini.  Anak-anak banyak belajar dan meniru teladan dari orang dewasa. Lebih lanjut ditegaskan lagi bahwa sekolah harus diciptakan suasana yang kondusif sehingga anak-anak merasa seperti di rumahnya sendiri. Dan sebagai akhir kata Romo Rony yang kesehariannya sebagai dosen tetap di Fakultas Filsafat  UNIKA Widya Mandira Kupang sangat mengharapkan kepada kepala sekolah yang baru dilantik untuk membangun  kerja sama dan keterbukaan  dengan segala pihak  baik kepada pemerintah, masyarakat, orang tua dan Yayasan.

               Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang  No. 544/BP.X/SK.31.10/YASW/KAK/2020 tentang Penunjukkan dan Pengangkatan Kepala Sekolah   maka diputuskan Viktoria Bona, S.Pd mengantikan Sisilia Oba Asimu  Sebagai kepala sekolah di TKK St. Angelica Noelbaki; Maria Dolorosa Wutun, S.Pd  menggantikan  Lusia Hoar Nahak, S.Pd sebagai kepala sekolah TKK Stu. Fransiskus Buraen; Marselina Damaris Nitti, S.Pd dilantik menjadi Kepala Sekolah TKK Stu. Yohanes Noehaen. (r.riantoby)




page